Tuesday, 24 May 2022

BATIK PARANG

 PARANG YANG SEDANG
TREND

Ada saran bahwa: "Sebaiknya, Jangan gunakan batik Motif Parang untuk busana sehari hari.
Karena motif parang termasuk baju kebanggaan anggota keraton. Bahkan, yang boleh menggunakan-nya hanya raja, permaisuri, dan putra keturunan langsungnya."
Istilah parang berasal dari kata pereng. Dalam bahasa Jawa, pereng memiliki arti pinggiran suatu tebing yang berbentuk pereng dan menghubungkan dataran tinggi ke dataran rendah sehingga membentuk garis diagonal.  
Secara filosofis, motif batik Parang memiliki kandungan makna yang tinggi. Sebuah pesan bahwa manusia hendaknya tidak pernah menyerah dalam kehidupan, selalu konsisten dalam upaya untuk memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun dalam menjaga hubungan  antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya.
Manusia harus memiliki cita-cita yang luhur, kokoh dalam pendirian, serta setia pada nilai kebenaran.
( Batik, Adi Kusrianto)

Sementara itu, dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Dwi Woro Retno Mastuti, meskipun menyatakan bahwa motif parang sebaiknya dipakai pada acara formal saja. Dalam kesempatan yang sama Woro mengatakan  pula bahwa, aturan motif parang yang dulu hanya boleh dikenakan para raja sudah tidak lagi berlaku zaman sekarang.
“Masing-masing batik punya nama dan peruntukkan nya. Namun, nyatanya semua tradisi di tabrak,” jelas Dwi.
Untuk Anda yang memang menyukai busana batik untuk beraktivitas, Woro menganjurkan, lebih baik gunakan motif batik yang lebih menyatu dengan lingkungan.
Dia menekankan, masyarakat Indonesia membutuhkan advokasi mengenai tradisi dan warisan yang telah diciptakan para leluhur supaya memiliki pemahaman filosofi budaya yang baik.
Kompas.com

Batik Parang sedang nge-trend sekali akhir akhir ini. Para pengrajin batik yang jeli membaca perilaku konsumen dan kecenderungan pasar, makin rajin memproduksi batik parang dengan segala macam modifikasinya. 
Hingga saat ini Motif parang telah mengalami banyak perkembangan dan modifikasi. Ratusan motif baru bermunculan.
Tidak kalah heboh, beberapa waktu yang lalu batik parang made in China dengan warna pastelnya yang indah ikut membanjiri pasar, dengan harga yang reasonable pula.
Ada seorang designer yang pernah mengatakan bahwa "fashion itu bagian dari peradaban, bukan hanya tentang sepotong kain". Mungkin maksudnya ada makna pada sehelai kain, ada filosofi ada pakem didalamnya, tapi ternyata yang bersangkutan sendiri turut larut dalam euphoria trend ini.
Kalau sudah begitu, siapa yang sanggup membendung trend itu?
Bagaimana menurut Anda?