Wednesday, 8 November 2017

Dono baskoro

SAHABAT

Dua sahabat selalu saling mendukung. Mereka sabar, baik hati, dan bersedia memahami kekurangan sahabatnya. Sahabat adalah komunikator yang hebat dan biasanya juga pendengar yang sangat baik. Bila perlu, mereka bisa bersikap serius, tapi juga enak diajak bercanda dan tertawa. Mereka mensyukuri saat-saat bersama yang menyenangkan dan menjadi pendamping setia di saat-saat sulit.
Jika Anda memposisikan diri dan pasangan sebagai dua sahabat, maka hubungan Anda berdua akan menjadi lebih mudah.

Cara terbaik untuk tetap (atau kembali) menjadi dua sahabat adalah menghargai arti persahabatan itu bagi Anda dan hubungan Anda berdua. Bila Anda yakin bahwa persahabatan adalah cara terbaik mempertahankan hubungan yang sehat, maka persoalan-persoalan kehidupan lainnya akan terasa lebih mudah. Ingatkan diri Anda bahwa tujuan Anda adalah memperlakukan pasangan Anda dengan tulus, penuh rasa hormat dan penghargaan, seperti Anda memperlakukan sahabat Anda. Jika Anda bimbang, tanyakan kepada diri sendiri, “Seandainya dia sahabatku, bagaimana sikapku seharusnya?”

Banyak orang berkata, “pasanganku adalah sahabatku,” tetapi kenyataan berbicara lain karena pikiran, perasaan dan tindakan mereka tak sesuai dengan pernyataannya. Banyak orang justru cemburu, serba mengharap dan menuntut – kurang menghargai, menghormati dan kurang peka – dalam memperlakukan pasangannya. Tak sedikit orang memperlakukan pasangannya seakan dialah sang pemilik. Mereka juga lebih teratrik pada citra pasangan yang mereka dambakan, bukan pribadi pasangannya sendiri.

Jika seorang sahabat bercerita kepada Anda, “Aku ingin ganti karier. Mungkin gajiku lebih kecil, tapi aku yakin aku akan lebih bahagia,” atau kalau dia berkata, “Cita-citaku punya rumah di tepi pantai,” besar kemungkinan Anda akan tertarik dan mendukungnya sepenuhnya. Bagaimana jika pernyataan itu keluar dari mulut pasangan Anda? Bagaimana reaksi Anda? Mempertimbangkannya masak-masak dan membantunya mewujudkan impiannya itu? Atau Anda langsung meremehkannya, tak menghargai harapannya? Atau Anda menjawabnya, “Kau tak bisa melakukan itu. Itu bukan hanya tak praktis, tapi itu juga tak sesuai dengan keinginan dan harapanku!”

Yang terpenting di sini adalah inti jawaban Anda. Tentu tak pantas kalau pasangan Anda nekat melakukan semua yang diinginkannya. Sebagai contoh, Anda tak mungkin terus-terusan pindah rumah atau pindah kerja. Bukan pula berarti Anda musti terus-menerus mendahulukan keinginan pasangan dan selalu ikut bertanggung jawab mewujudkan harapannya. Intinya, selalulah ingat bagaimana Anda memperlakukan seorang sahabat dan masukkan itu ke dalam hubungan Anda dengan pasangan. Pasangan Anda musti tahu bahwa Anda memberikan dukungan yang tulus, tak peduli apakah dia mampu mewujudkan keinginannya atau tidak.

Menjadi sahabat sejati adalah sebuah karunia dan tujuan yang sangat layak dicapai. Bila Anda dan pasangan bersahabat, adaptasi dan jalan tengah akan terbuka lebar. Anda akan rela berbagi impian tanpa merasa bahwa Andalah yang lebih banyak berkorban. Untuk melaksanakan kiat ini dibutuhkan kemauan untuk mawas diri dan kesediaan untuk mengubah kebiasaan. Cobalah, dan Anda merasakan hasilnya sangat luar biasa dibandingkan dengan usaha Anda. Selamat mencoba. Saya mendukung Anda. Dono Baswardono

#CoupleTherapy #FriendshipInMarriage

No comments:

Post a Comment